Archive for the ‘ Olahraga ’ Category

Analogi

Oke, tulisan ini saya buat saat gejala tidak mengantuk di waktu malam menjelang pagi pada pertengahan bulan April 2013. Tulisan kali ini mengangkat topik analogi, dengan tema Membuat Hikmah dari Setiap Peristiwa Sehari-hari.

A few days ago, my friend told me that menikung itu hal yang biasa dalam membribik. Yah, mirip arena balap MotoGP, but I couldn’t agree with that statement. Membribik, alias seni merayu lawan jenis, lebih cocok dianalogikan dengan lomba balap mobil Formula One (F1). Berikut ini saya lampirkan tweets yang mungkin bisa jadi sedikit gambaran :

mbribik itu analoginya sih lebih tepat pake F1 daripada motoGP, jarang2 ada yg nikung, adanya lebih ke strategi pit-stop

kudu ngerti kapan harus tancap gas pol, kapan kudu ganti ban dan isi bahan bakar

michaelschumacher_ferrari_sepang_pitstop_20061

Memang melihat balapan F1 seringkali menimbulkan kebosanan karena minimnya overtaking dari pembalapnya, wajar sih karena body mobilnya yang gede, dibandingkan dengan balapan MotoGP. But the point is, kalo pembalap F1 bisa aja kalah lomba akibat salah strategi pit-stop, yang mana merupakan tanggungjawab dari tim balap tersebut.

overtaking

So what’s the point ?

The point is, kemenangan pembalap F1 membutuhkan yang namanya kerja tim.

Begitu pula dengan urusan bribik-membribik. Keadaan lingkungan bribikers, maupun obyek yang dibribik menjadi krusial dalam menentukan jalannya lomba. Bisa jadi, tim balap kurang mumpuni dalam mengatur strategy balapan, lama ganti ban di pit-stop, salah dalam pemilihan penggunaan ban, or else, membuat pembalap gagal juara.

Tapi, pembalap ya ngga boleh nyerah gitu aja dong Bro!

Daripada menggantungkan nasib kepada surroundings, or team, mending pas di pit-stop ngganti ban atau isi bahan bakar sendiri.

Nah, semoga saja apapun posisi kita nanti di balapan, misal jadi pembalap, atau tukang ganti ban, atau tukang isi bahan bakar, bahkan jadi pemimpin tim balap, sebisa mungkin punya visi yang jelas, dan misi yang terarah. Jangan sampai kesalahan teknis tim jadi penghalang bagi pembalap untuk menang.

Inilah sebuah analogi. Sampeyan mau pake analogi Formula One ya monggo, mau pake analogi balapan MotoGP ya monggo. Karena analogi memudahkan kita untuk membentuk sebuah model persamaan dari sesuatu yang tidak berpola, mirip matematika memang.

At last, my question to all of you is: “What would your life be like ?”

wondering

Mengatasi Insomnia

Akhirnya update blog juga,

Gegap gempita Piala Dunia telah usai yang akhirnya dimenangkan oleh Spanyol. Memang sejak awal, Spanyol diragukan untuk jadi juara, karena penampilan yang buruk di awal kompetisi. But, bola itu bundar, kalo kotak, namanya kubus, tapi kalo lonjong?sudah, jangan dilanjutkan. Dengan final yang seakan antiklimaks bagi Belanda, yang tampil superior di babak penyisihan dan knock-out.

Piala Dunia tahun 2010 ini membawa banyak dampak, yang seakan menjadi alibi, atas apa yang terjadi dalam hidup saya. Lho?kan ga ikut ke Afrika Selatan. Ya memang tidak perlu terlibat langsung. Sepakbola kan olahraga terkenal se-jagad, pasti efek nya nyebar kemana-mana.

Tapi yang saya sesalkan, pola hidup saya jadi sangat tidak sehat.

Ketika masih ‘ngekost’(baca ngontrak) di rumah Budhe, memang saya akui, pola hidup saya sudah berantakan. Namanya juga di perantauan. Makan kalo dirata-rata memang Cuma 2 kali aja. Siang sekalian sarapan, dan malam sebelum tidur. Tapi saat itu, masalah tidur masih teratur. Pukul 11 malam adalah waktu wajib saya tidur. Mahasiswa kok jam 11 tidur.

It went right, till WorldCup met me

Perhelatan Piala Dunia 2010 ini, tanah Afrika lah yang menggelar. Dan karena diselenggarakan di zona waktu yang berbeda, otomatis jadwal pertandingan pun molor ke waktu pagi dini hari. Sebagai penikmat sepakbola, khususnya Piala Dunia, yah, mau ga mau nonton lah jam segitu. Apalagi pertandingan tim-tim menarik di fase knock-out tambah bikin mata jadi melek.

Ternyata, saya kebablasan.

Pola hidup, khusunya tidur, jadi berubah juga. Sekarang-sekarang ini, saya baru mengantuk pukul 3 pagi. Nah, nanggung banget kan?. Dan saya baru terlelap tidur pada pukul 5 pagi. Kapan saya bangun ? bisa ditebak, yaitu saat matahari berdiri tepat di atas kepala manusia.

Long Lasting Insomnia Caused by Bad Habit.

Akhirnya, badan kurus saya ini yang nggak kuat. Badan meriang semua, tubuh loyo, tanpa gairah. Hingga menginspirasi untuk share pengalaman insomnia ini kepada kawan-kawan.

Bagi yang punya kesulitan atau masalah dengan tidur, saya punya beberapa tips yang mungkin bisa membantu.

Mengatasi sulit tidur :

  • Tidur lah dengan jadwal yang teratur.

Tubuh kita memiliki system imun tertentu yang bereaksi saat ada yang nggak beres sama tubuh kita. Dan yang terpenting, system imun juga terbentuk dari kebiasaan. So, be careful J

  • Menghindari Nikotin, Caffein, Alkohol, dan zat-zat gak penting

Beberapa zat kimia memiliki kadar tertentu yang dapat merusak kondisi alamiah dalam tubuh manusia. Contohnya, kalo kamu minum kopi, otomatis kamu ga bakal ngantuk pas kamu harusnya udah tidur.

  • Olahraga secara teratur

Tubuh ini butuh exercises. Jadi jangan dikira hanya dengan makan teratur, tidur teratur, dan BAB teratur itu cukup, yang jelas olahraga bikin kita gak gampang sakit

  • Bikin nyaman kondisi kamarmu

Home sweet home. Yah, memang gak bisa dipungkiri lagi kalo rumah, khususnya kamar kita, adalah tempat awal dan akhir dalam beraktivitas. So, make up your bedroom. Kamar kita gak perlu bagus, tapi yang penting bersih dan rapi pasti enak buat istirahat.

  • Obat Tidur

Nah, kalo terpaksanya gak sembuh penyakit susah tidur, obat tidur adalah pilihan terakhir. But it’s not recommended. Minum obat tidur sama halnya dengan masukin zat kimia asing ke dalam tubuh.

  • Buang jauh Stress

Sedang banyak pikiran, banyak tanggungjawab, emang kadang bikin kita stress. Walaupun gitu, tidur tetaplah yang utama. Coba deh, sebelum tidur, sejenak lupain masalah yang bikin kita stress demi tidur yang optimal. Jadi, kalo pas bangun tidur, pikiran fresh dan siap menghadapi harimu.

Di atas tadi hanya dikit aja sih, kalo mau ditambahin sendiri aja. Ingat, “Our health is the most expensive thing.”

Fenomena Sportivitas

Perkenalan dulu ya ?
Saya dilahirkan di keluarga yang bernuansa olahraga. Ayah dan Ibu atlet bola voli, tapi saya dan adek nggak ada yang jadi atlet. Bukan tidak suka, namun saya nggak nemu passion buat jadikan olahraga sebagai separuh jiwa :D. Orang tua saya mengajarkan bahwa yang namanya olahraga, bukan hanya cari menang. akan tetapi, olahraga adalah sarana silaturahmi. Dan buktinya, my parents have a lot of friends.

Oke, berawal dari sebuah event olahraga terheboh sejagad. World Cup !
Mengapa cabang olahraga permainan ini bisa heboh ?
Simple sih jawabnya, karena sepakbola adalah olahraga rakyat jelata. That’s my brother’s opinion. Kita cuma butuh bola, ga butuh yang mahal-mahal, plastik saja cukup, bahkan bola kertas pun jadi. Sebagai pelengkap properti gawang, sandal maupun batu, sudah memadai. Ditambah lagi dengan pemberitaan media yang besar di mana-mana. Serta industrialisasi olahraga ini di berbagai belahan dunia, mau ga mau, bikin kita tertarik, yah paling nggak jadi aware sama yang namanya sepakbola.

Sementara yang saya tangkap di persepakbolaan di belahan dunia manapun, dibawah kuasa FIFA, wasit adalah mutlak berlaku bagaikan dewa dan hakim garis adalah wakil-wakil dewa. Peran yang dimiliki oleh wasit tidak bisa diganggu gugat bahkan oleh teknologi. Seperti kasus anulir gol dari Frank Lampard. Saya heran, mengapa sampai saat ini, tidak pake teknologi. Bukannya tidak percaya terhadap wasit. Namun, mereka juga manusia kan ? Sungguh tidak adil ketika menyalahkan wasit, yang juga manusia, atas keterbatasannya karena menjadi ‘yang tidak selalu tau’. Bukankah kasian, jika sportivitas terganggu karena ketidakmampuan seorang manusia sang pengadil bernama wasit ?

Lepas dari kontroversi wasit,

Permainan menarik yang disajikan adalah suatu hiburan tersendiri bagi penonton setia seperti kami. masih kah ingat bagaimana permainan kaki kaki dewa ?
Permainan menyenangkan oleh Ronaldinho, Christiano Ronaldo, Lionel Messi, maupun permainan team seperti Jogo Bonito-nya Brazil. Ya, itu yang kami tunggu, bukan hasil akhir seperti yang ditunggu-tunggu oleh pelaku judi bola. Memang hasil adalah tolak ukur, tapi plis deh, buat apa sih olahraga yang sportif ?

Sportivitas adalah tujuan utama olahraga, apapun jenis olahraga. Memang sikap sportif ini berlawanan dengan hasrat pribadi terkadang. Keinginan untuk menang kontra sportivitas yang berujung pada pragmatisme. Masih hangat di ingatan kemenangan Intermilan atas Barcelona. Gaya permainan Barcelona yang atraktif penuh skill, di terjang permainan super duper defensif Inter, yang seakan-akan bermain dengan 10 pemain bertahan. Sungguh ironis dengan hasil akhir kemenangan Intermilan merebut gelar Liga Champion. Benarkah ini adalah semangat olahraga saat ini ?

Memang industry sepakbola yang sangat maju membuat kemenangan dan kemasyhuran menjadi segala-galanya. Betapa tidak, harga sepasang pemain bola handal, bisa lebih mahal dari harga ribuan pemain bola yang kurang handal. Apakah pragmatism menjadi kebiasaan yang berujung pada kemakluman umum di masyarakat ?

Pragmatisme sendiri adalah sebuah paham yang mengagungkan seberapa bergunanya sesuatu.. “Ya kalo ga untung, kenapa diterusin?” begitu kira-kira pragmatism ini. Benarkah ini peradaban manusia ?

Percaya nggak percaya, pragmatism berkembang di berbagai aspek kehidupan. Entah itu Politik, Ekonomi, hingga yang namanya Olahraga.

Rasanya udah cukup berpanjang-kali-lebar-yaitu-luas, demikian sedikit pemikiran dari saya. Kalo ada manfaatnya, itu datang dari Yang Maha Kuasa, tapi kalo ada salahnya, itu datangnya dari saya.

Mari, kita kembalikan semangat olahraga.
Salam sportivitas !