Analogi
Oke, tulisan ini saya buat saat gejala tidak mengantuk di waktu malam menjelang pagi pada pertengahan bulan April 2013. Tulisan kali ini mengangkat topik analogi, dengan tema Membuat Hikmah dari Setiap Peristiwa Sehari-hari.
A few days ago, my friend told me that menikung itu hal yang biasa dalam membribik. Yah, mirip arena balap MotoGP, but I couldn’t agree with that statement. Membribik, alias seni merayu lawan jenis, lebih cocok dianalogikan dengan lomba balap mobil Formula One (F1). Berikut ini saya lampirkan tweets yang mungkin bisa jadi sedikit gambaran :
mbribik itu analoginya sih lebih tepat pake F1 daripada motoGP, jarang2 ada yg nikung, adanya lebih ke strategi pit-stop
kudu ngerti kapan harus tancap gas pol, kapan kudu ganti ban dan isi bahan bakar
Memang melihat balapan F1 seringkali menimbulkan kebosanan karena minimnya overtaking dari pembalapnya, wajar sih karena body mobilnya yang gede, dibandingkan dengan balapan MotoGP. But the point is, kalo pembalap F1 bisa aja kalah lomba akibat salah strategi pit-stop, yang mana merupakan tanggungjawab dari tim balap tersebut.
So what’s the point ?
The point is, kemenangan pembalap F1 membutuhkan yang namanya kerja tim.
Begitu pula dengan urusan bribik-membribik. Keadaan lingkungan bribikers, maupun obyek yang dibribik menjadi krusial dalam menentukan jalannya lomba. Bisa jadi, tim balap kurang mumpuni dalam mengatur strategy balapan, lama ganti ban di pit-stop, salah dalam pemilihan penggunaan ban, or else, membuat pembalap gagal juara.
Tapi, pembalap ya ngga boleh nyerah gitu aja dong Bro!
Daripada menggantungkan nasib kepada surroundings, or team, mending pas di pit-stop ngganti ban atau isi bahan bakar sendiri.
Nah, semoga saja apapun posisi kita nanti di balapan, misal jadi pembalap, atau tukang ganti ban, atau tukang isi bahan bakar, bahkan jadi pemimpin tim balap, sebisa mungkin punya visi yang jelas, dan misi yang terarah. Jangan sampai kesalahan teknis tim jadi penghalang bagi pembalap untuk menang.
Inilah sebuah analogi. Sampeyan mau pake analogi Formula One ya monggo, mau pake analogi balapan MotoGP ya monggo. Karena analogi memudahkan kita untuk membentuk sebuah model persamaan dari sesuatu yang tidak berpola, mirip matematika memang.
At last, my question to all of you is: “What would your life be like ?”